Jumat, 02 Oktober 2009

Ibu Hamil Puasa...??

Puasa tak mempengaruhi kondisi janin yang dikandung.


Puasa tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Bahkan perempuan yang sedang hamil
sekalipun tetap diperbolehkan menjalankan ibadah puasa. ''Puasa tidak mempengaruhi
kondisi janin yang berada di dalam kandungan,'' jelas dokter ahli kandungan dan
kebidanan, dr Maman Hilman SPOG. ''Justru yang terpengaruh adalah kondisi sang ibunya
sendiri, apakah dia sehat dalam menjalankan ibadah puasa atau tidak,'' ujarnya pada
Republika, Kamis (13/10). 

Pada usia kehamilan dengan kisaran antara empat sampai tujuh bulan, menurut dokter
Maman, puasa tidak akan berpengaruh apa-apa. Sebab pada masa itu biasanya kondisi
kesehatan sang ibu sudah dalam taraf penyesuaian. Masalahnya akan lain bila masa
kehamilannya masih muda. Pada masa ini biasanya si ibu hamil sering merasa mual-mual dan
terkadang berlanjut dengan muntah. Lantaran kondisi kesehatannya tak memungkinkan, maka
ibu hamil terpaksa tidak berpuasa.

''Sebetulnya kalau daya tahan sang ibu kuat, ya tidak ada masalah. Dan, ini tetap saja
tidak mempengaruhi janin,'' ungkap Maman.

''Tapi, janganlah memaksakan diri untuk berpuasa,'' anjur dokter RS Hermina Depok
itu.Dia kembali menegaskan bahwa pengaruhnya memang tidak terjadi langsung pada
janin. Akan tetapi, tambah dokter Maman, pada si ibu hamil itu sendiri. Antara lain terjadi
kekurangan cairan di dalam tubuh karena sering keluar lewat muntah. ''Yang jelas lihat
dulu kondisi kesehatan. Hukum Islam pun menganjurkan bahwa jika dalam keadaan
sakit diperbolehkan tidak berpuasa. Tapi, akan lebih baik lagi jika ini dikonsultasikan
dengan dokter kandungan langganannya,'' lanjutnya.

Mantan dokter RS Pasar Rebo yang dikeluarkan karena menentang privatisasi ini
menambahkan, bayi yang ada dalam kandungan tidak terpengaruh secara langsung
berkaitan dengan kegiatan pola makan yang dilakukan sang ibu. Sebab, tutur dokter
Maman, bayi yang berada dalam kandungan mendapat asupan makanan dari plasenta
atau ari-ari lewat aliran darah dan langsung menyebar ke seluruh tubuh. Sebelumnya
dengan dipompa terlebih dahulu lewat jantung kemudian disalurkan.

Bagaimana pula dengan ibu yang hamil tua? Bolehkah berpuasa? Dokter Maman sekali
lagi berpulang pada kondisi kesehatan sang ibu. Bila kondisi fisiknya memungkinkan,
tak masalah sang ibu berpuasa. Yang patut diperhatikan adalah bahwa pada usia
kehamilan lebih dari tujuh bulan biasanya janin memerlukan asupan makanan lebih
banyak. Inilah yang menyebabkan si ibu terlihat sering lemas. 

''Cara mensiasatinya selain jangan dipaksakan apabila memang benar-benar tidak kuat,
juga harus minum sebanyak-banyaknya sewaktu sahur dan berbuka puasa untuk
menambah cairan dalam tubuh,'' lanjutnya. Menyangkut konsumsi cairan selama puasa
itu, Dr Piprim B Yanuarso menyebutkan bahwa pada dasarnya puasa bagi ibu hamil
sama dengan ibu menyusui. ''Sang ibu harus pandai-pandai memperbanyak cairan
dalam tubuh ketika berbuka puasa atau sahur. Sebab pada dasarnya hanya memindah
kegiatan jam makan saja,'' kata Piprim, secara terpisah. ''Sama saja dengan ibu
menyusui yang bisa terus berpuasa apabila sang bayi tidak rewel. Begitu juga bagi ibu
yang hamil tua, jangan dipaksakan apabila gerak bayi tidak seperti biasanya,'' tambah
Direktur Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) itu.


Ia mengatakan pada usia kehamilan delapan bulan biasanya ibu sudah bisa merasakan
gerakan janin dalam kandungnya. Apabila janin ada perubahan dari biasanya, misalnya
geraknya menjadi sedikit atau bahkan tidak bergerak sama sekali, janganlah dipaksakan
berpuasa. ''Pengaruhnya juga untuk sang ibu, kalau tidak kuat bisa hipogrikemi atau
kadar gula menurun. Yang ini tentu saja kurang bagus untuk anak,'' tambahnya.
Prinsipnya, kalori tidak boleh berkurang. Perlu makanan yang nilai kalorinya lebih tinggi
dari biasanya. Makanan itu bisa didapat dengan selain makan sehat diselingi makan
buah-buahan. Dan untuk menambahnya bisa dengan minum es krim susu.
(n lhk )

Republika Online - Senin, 17 Oktober 2005


Tidak ada komentar:

Posting Komentar